Selasa, Februari 19, 2008
manusia yg salah bukan Agamanya!!
Sebelum menyimpulkan apa yang akan saya sampaikan disini, jangan mengambil suatu preconclusion dahulu hanya dengan membaca judul maupun dengan pembacaan cepat atau skimming.
Agama disini hendaknya tidak dinisbahkan pada independensi dari agama itu sendiri tanpa merujuk manusia. Agama itu tidak pernah an sich. Agama itu tidak akan pernah hadir dengan dirinya sendiri. Agama tidak akan ada tanpa manusia. Agama dalam dirinya sendiri tidak akan pernah ada. Tidak ada Agama tanpa manusia. Syarat mutlak dan wajib atau conditioned dari eksistensi Agama adalah eksistensi Manusia. Tanpa Manusia, Agama adalah kosong. Tanpa Manusia, Agama adalah kehampaan.
Nah disini saya hendak mengkritisi sebuah apologi jawaban dari sebagian besar orang yang mengatakan atau sering menjawab sebuah pertanyaan yang seolah olah menjawab dengan cerdas tapi sebenarnya hanyalah jawaban apologis atau menghindar atau tak bertanggung jawab. Kronologisnya secara singkat begini:
Agama melahirkan peperangan, Agama melahirkan pembunuhan, Agama melahirkan kebengisan, Agama melahirkan imoralitas. Mau contoh? Saya kira dengan rententan sejarah yang sedemikian banyak mengenai bukti dari imoralitas Agama, saya tidak akan memberikan contoh.
Tentunya Agama melahirkan peperangan itu juga Agama yang bereksistensi di diri dan perlaku manusia karena peperangan, pembunuhan, kebengisan, imoralitas itu merupakan bentuk dari perilaku Manusia.
Dan kebanyakan dari para pembela atau apologis Agama akan menjawab tantangan atas kenyataan itu dengan mengatakan bahwa, “Yang Salah Manusianya bukan Agamanya!”, “Agama itu tidak pernah salah, Yang salah adalah orang yang menjalani Agamanya, Yang salah adalah Manusianya!”
Ini sebenarnya merupakan suatu sikap apologis yang terkesan mau menyingkirkan tanggung jawab. Saya siap mengakui bahwa Agama itu dalam dirinya sendiri tidak akan pernah salah, juga saya harus mengatakan bahwa Agama dalam dirinya sendiri tidak akan pernah benar. Agama dalam dirinya sendiri (tanpa manusia) merupakan suatu suatu hal atau ide yang netral atau tak memiliki nilai atau nihilisme. Artinya Agama dalam bentuk ide-ide, perintah-perintah, argument-argumen, cerita-cerita dan sebagainya merupakan sesuatu yang mati, tak memiliki roh, tak memiliki kehidupan. Baru ketika agama dilekatkan dengan entitas Perilaku Manusia ia bisa menjadi benar dan salah, baik dan buruk.
Jadi akan lebih tepat mengatakan atau menjawab tantangan atas fakta bahwa Peperangan dan Pembunuhan serta Kekejaman Agama itu memang benar-benar terjadi, dengan mengatakan bahwa: Agama itu bisa salah, Agama itu bisa benar, Agama itu bisa buruk, Agama itu bisa baik. Sekarang hanya mau kemana kita akan membuktikan kebaikan dari Agama itu kepada dunia. Yang diperlukan adalah bukti bahwa Agama (baca: Agama Manusia) itu lebih dominan ke arah kebaikan bukan kearah keburukan (karena mustahil ditangan manusia, Agama itu bisa dibawa ke arah yang benar-benar baik). Ini hanyalah masalah kredibilitas!
Harus saya akui juga bahwa saya mau tidak mau masih menaruh harapan yang besar pada Agama untuk memperbaiki kehidupan manusia secara moral (moral dalam hubungan antar manusia bukan moral yang berhubungan dengan seksualitas, cara berpakaian, cara makan, cara cebok dan sebagainya)
0 komentar:
Posting Komentar