Rabu, Oktober 24, 2007
Tentang Bahasa dan Filsafat: Sebuah Renungan
Sehingga amat disesalkan jika dalam perjalanan perenungan manusia mengenai dunia yang di dalamnya dirinya sendiri masuk, ternyata yang dicari dan dipikirkan hanyalah mengenai bahasa. Filsafat positivisme logis yang cenderung hanya merupakan sebuah metode dalam menilai suatu pernyataan bermakna atau tidak menjadikan filsafat ini mandul dalam dirinya sendiri. Demikian pula filsafat analisis linguistik. Yang dibahas oleh kedua filsafat ini hanyalah sebuah kebenaran dalam kalimat bukan kebenaran di dalam realitas itu sendiri. Lama-kelamaan kedua filsafat ini hanyalah merupakan sebuah disiplin ilmu yang tidak ada kaitannya dengan filsafat. Positivisme logis akan menjadi sebuah metode pencarian pernyataan sedang analisis linguistik hanya akan menjadi cabang dari ilmu bahasa.
Namun demikian sesungguhnya memang segala hal yang ingin mendekati realitas pada akhirnya tidak akan merupakan ilmu yang dapat dikomunikasikan secara lengkap hanya melalui bahasa. Bahasa memang merupakan salah satu penerjemahan yang dapat kita pahami mengenai realitas, akan tetapi realitas sesungguhnya merupakan hal yang tidak akan pernah dapat kita ketahui sepenuhnya. Penjelasan ini merupakan pelengkap dari analisis mengenai indera kita dalam menangkap realitas, seperti yang pernah dijelaskan oleh Kant ataupun Schopenhauer.
Dengan demikian apa yang telah dirintis oleh Kant maupun Schopenhauer merupakah hal yang telah benar jalur yang harus kita tempuh. Filsafat merupakan sesuatu yang setidaknya membuka pemahaman kita akan dunia. Dengan berfilsafat memang sesungguhnya kita tidak akan menemukan jawaban final, hal ini dikarenakan berfilsafat merupakan aktivitas dari dalam pemikiran kita sendiri. Jawaban yang terbentuk dan terlontarkan bahkan akan terus menumbuhkan pertanyaan-pertanyaan baru. Berfilsafat bukanlah beragama. Jikalau sebuah pemikiran filsafat dijadikan agama maka pada dasarnya filsafat telah berhenti menjadi filsafat. Ia menjadi monster yang mengerikan yang dinamai ideologi.
0 komentar:
Posting Komentar